| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Monday 8 February 2016

BARNABAS, PAULUS & SEJARAH KRISTEN (PART 2)


BARNABAS DAN PENGIKUT YESUS PALING AWAL
Barnabas adalah seorang Yahudi yang lahir di Siprus, nama aslinya adalah Joses (Yusuf Levi). Dalam pengabdiannya kepada Yesus, para rasul lain memberi nama Barnabas yang artinya anak pelipur lara atau anak nasihat bijak. Dia termasuk pengkhotbah sukses dengan daya tarik pribadinya yang kuat. Siapa saja yang merasa sangat terganggu akibat konflik ajaran, merasa terhibur dan damai dalam bimbingannya. Keistimewaannya sebagai seorang yang pernah begitu dekat dengan Yesus telah membuatnya menjadi anggota terkemuka dari kelompok kecil murid-murid di Yerusalem yang menjalin kebersamaan setelah Yesus lenyap. Mereka mencermati Hukum Kenabian, yang dibawa oleh Yesus “Bukan untuk menghancurkan tapi untuk memenuhi(Matius 5: 17). Mereka meneruskan kehidupan sebagai orang Yahudi dan mempraktikkan apa yang diajarkan oleh Yesus kepada mereka.

Bahwa Kristen yang dapat dianggap sebagai sebuah agama baru, tidak terjadi di kalangan mereka.

Mereka adalah orang-orang saleh yang menjalankan tradisi Yahudi dan mereka dibedakan dari para tetangga mereka hanya karena faktor keimanan mereka kepada ajaran-ajaran Yesus. Pada awalnya mereka tidak mengorganisir diri mereka sebagai sebuah sekte yang terpisah dan tidak memiliki sinagog khusus.

Tidak ada satupun dari ajaran Yesus, sebagaimana yang dimengerti oleh mereka, yang mengharuskan permusuhan kepada umat Yahudi. Namun mereka menentang kepentingan pribadi dari para elit Yahudi.

Konflik yang terjadi antara umat Yahudi dengan para pengikut Yesus bermula dari para elit Yahudi yang merasa bahwa umat Kristen ini akan merendahkan otoritas mereka. Jurang konflik yang berlangsung dengan cepat meluas. Selama pengepungan Yerusalem di tahun 70 M., umat Kristen berbondong-bondong meninggalkan kota dan menolak untuk terlibat dalam pemberontakan Bar Coachaba pada tahun 132 M. Dua peristiwa ini telah mencuatkan perbedaan antara umat Kristen dengan umat Yahudi.

Pertanyaan tentang awal kemunculan Yesus, sifat-sifatnya dan hubungannya dengan Tuhan, yang di masa kemudian menjadi begitu penting, belum muncul di kalangan murid-murid yang paling awal ini.

Bahwa Yesus sebagai seorang manusia yang dianugerahi kelebihan supranatural oleh Tuhan, diterima dengan penuh keyakinan. Tak satupun ucapan Yesus atau berbagai peristiwa dalam hidupnya yang membuat mereka merasa harus mengubah pandangan tersebut.

Menurut Aristides, salah seorang apologis (pembela keyakinan) paling awal, bahwa ritual ibadah yang dilakukan oleh umat Kristen paling awal adalah lebih tinggi kadar monoteistiknya bahkan jika dbandingkan dengan monotheisme umat Yahudi sekalipun.


PENUHANAN YESUS OLEH PAULUS (SAULUS)
Dengan adanya perubahan dari seorang Paulus lahirlah era baru dalam teologi Kristen. Teologi Paulus didasarkan pada pengalaman pribadinya yang diinterpretasikan dalam cahaya pemikiran Yunani Kontemporer. Teori penebusan dosa adalah hasil pemikirannya, sebuah keyakinan yang sama sekali tidak diketahui oleh murid-murid Yesus. Teori Paulus ini telah mengakibatkan penuhanan Yesus.

Periode Paulus dalam sejarah gereja Kristen diwarnai oleh perubahan suasana dan perubahan prinsip-prinsip. Sebagai ganti dari para murid (12 murid) yang begitu dekat dengan Yesus, muncul figur baru (Paulus), yang belum pernah melihat dan mendengar Yesus secara langsung, yang memimpin di baris terdepan. Sebagai ganti dari Palestina, imperium Romawi menjadi latar belakang bagi kegiatan-kegiatan umat Kristen. Selain itu, alih-alih menjadi salah satu sekte Yudaisme, umat Kristen menjadi independen dan terpisah dari Yudaisme. Akhirnya muncul menjadi agama baru yang kita kenal sekarang.

Paulus sebenarnya lahir sebagai seorang Yahudi dan warga Tarsus. Namun dia lama tinggal di Roma dan menjadi penduduk Romawi. Dia kemudian menganut dengan teguh agama Romawi yang telah memasyarakat. Kaum intelektual pada saat itu ada di bawah pengaruh filsuf Plato dan Aristoteles. Paulus merasa bahwa tidak mungkin untuk mengubah masyarakat di wilayah imperium Romawi tanpa membuat beberapa penyesuaian bersama. Tapi tentu saja kebijakan Paulus ini tidak mungkin untuk diterima oleh orang-orang yang pernah melihat dan mendengar langsung Yesus dan ajarannya. Namun meski diwarnai oleh perbedaan, mereka kemudian memutuskan untuk bekerjasama untuk tema-tema yang bersifat umum.

Sebagaimana digambarkan dalam Kisah Para Rasul; Barnabas, yang merepresentasikan diri sebagai murid pribadi Yesus, dan Paulus yang bekerjasama dengan mereka dalam beberapa kesempatan. Tapi akhirnya konflik antara kedua pihak semakin meruncing.

Paulus ingin menghapus perintah-perintah Tuhan kepada Nabi Musa AS. (Moses) tentang hal-hal yang boleh dimakan. Dia juga hendak menghapus perintah Tuhan kepada Nabi Ibrahim AS. (Abraham) tentang keharusan berkhitan. Barnabas beserta murid-murid langsung Yesus merasa sangat keberatan.

Setelah konflik tersebut kedua belah pihak memutuskan untuk mengambil jalan mereka masing-masing. Dalam Kisah-Kisah Para Rasul, Barnabas menghilang setelah terjadi pertikaian, karena proses penulisan Kisah-Kisah para Rasul dilakukan oleh para pengikut Paulus.
Disebabkan oleh kompromi Paulus dengan keyakinan dan legenda Romawi maka para penganut Kristen yang berorientasi pada ajaran Paulus berkembang sangat pesat dan semakin bertambah kuat. Dalam tahap berikutnya, tercapailah prestasi dimana para raja ditundukkan dan dijadikan alat demi memenuhi kepentingan gereja.

Para pengikut Barnabas tidak pernah mengembangkan sebuah organisasi yang terpusat. Namun demikian mereka tetap setia pada pemimpin mereka dan jumlah mereka bertambah dengan sangat cepat. Mereka telah menimbulkan kemurkaan gereja yang kemudian mengupayakan tindakan sistematis untuk menghancurkan mereka dan untuk memusnahkan semua jejak eksistensi mereka, termasuk buku-buku dan gereja-gereja mereka.
Situasi yang tak terorganisir dari para pengikut Barnabas ini justru menjadi kekuatan mereka, karena menjadi tidak mudah menangkap mereka.

Penelitian modern telah memberi kejelasan tentang fakta unik para pengikut Barnabas: mereka bagaikan pucuk-pucuk ombak dan dengan melihat mereka seseorang tak dapat memvisualisasikan keseluruhan laut yang membentang.


MONOTHEISME DALAM KRISTEN
Hingga abad ke-4 M., terdapat sebuah sekte yang dikenal dengan sebutan Hypsistarian yang menolak menyembah Tuhan sebagai Bapa. Mereka memujaNYA sebagai penguasa dunia Yang Maha Agung, dan Maha Tinggi dan tak satupun yang dapat menyamaiNYA.

Paul dari Samasata adalah seorang uskup di Antiokia. Dia telah berpandangan bahwa kristus itu bukan tuhan tapi seorang manusia dan seorang nabi. Dia hanya membedakan kristus dengan para nabi sebelumnya dan pada intinya tuhan tidak dapat menjadi seorang manusia.

Kemudian ada uskup Antiokia yang lain yaitu Lucian. Reputasinya sebagai seorang uskup sebanding dengan kemasyurannya sebagai seorang cendikiawan. Dia menentang keras doktrin Trinitas. Dia menghapus semua sebutan Trinitas yang ditambahkan dan disisipkan dari Bibel yang ia yakini yang tidak terdapat dalam Gospel yang paling awal. Dia menjadi seorang martir pada tahun 312 M.

Selanjutnya ada murid Lucian yang termasyur yaitu Arius (250-336 M). Arius lahir di Libya. Uskup Peter dari Alexandria mentahbiskannya sebagai Diaken - pembantu gereja yang mengerjakan kewajiban-kewajiban di gereja - namun kemudian mengucilkannya.
Achilles, penerus uskup Peter, sekali lagi mentahbiskan Arius sebagai pendeta. Alexander yang merupakan uskup Alexandria berikutnya, sekali lagi mengucilkannya.
Namun Arius berhasil mengumpulkan banyak pengikut yang memusingkan gereja. Jika Arius tidak dilibatkan di dalam dewan gereja, beliau dapat menjadi sangat berbahaya bagi gereja, namun pendapat-pendapatnya yang mengukuhkan kesatuan dan kesederhanaan tuhan yang abadi tidak dapat diterima gereja. Dia percaya bahwa bagaimanapun kristus melampaui makhluk ciptaan dimana dia sendiri bukan merupakan substansi yang sama sebagai tuhan. Dia adalah seorang manusia sebagaimana manusia lainnya. Ajaran Arius ini berkembang pesat mengguncang sendi-sendi gereja Paulus (sekarang dikenal dengan gereja Roma atau Vatikan). Sebelumnya tak ada seorangpun yang berani menentang gereja resmi Roma, namun Arius melakukannya.
Tinggal menunggu waktu bahwa akan semakin banyak penganut kristen yang percaya bahwa Yesus bukan tuhan namun utusan. Dan doktrin Trinitas akan runtuh dengan sendirinya.