| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Saturday 27 December 2014

BAHAYA LATEN HARRY POTTER

     Harry Potter adalah fenomena dunia sastra dan perfilman, meskipun banyak penggemarnya namun juga banyak kontroversi di sana. Bahkan sebagian kalangan berani menyebut tujuh serialnya sebagai "The Handbook of Magic and Occult". Mengapa demikian?

Menurut Wikipedia, Okultisme adalah kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir. Kata okultisme merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, occultism. Kata dasarnya “occult” berasal dari bahasa Latin occultus yang berarti rahasia dan occulere yang berarti tersembunyi, yang merujuk kepada “pengetahuan yang rahasia dan tersembunyi” atau sering disalah-artikan oleh masyarakat umum sebagai “pengetahuan supranatural”.
Okultisme yang sebenarnya bukanlah hanya sihir dan lebih tepatnya bukanlah supranatural, karena pada dasarnya okultisme adalah ilmu yang alami. Okultisme adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan tersembunyi yang terdapat di alam semesta, pada diri dan lingkungan. Tujuan akhirnya bagi praktisi okultisme adalah pemahaman dan pengertian yang sebenarnya tentang diri sendiri yang lebih tinggi yang kemudian akan menghasilkan pencerahan dan kebijaksanaan yang akhirnya akan mendekatkan diri pada sang pencipta.
Lebihlah mudah untuk mempelajari trik, ilusi, ilmu, dan metode yang menggunakan teknik memanipulasi energi yang ada pada alam, berbagai pengaruh yang bervibrasi rendah, kekuatan yang ada pada emosi manusia, energi yang kasat mata, yang dipahami, dipelajari dan kemudian dimanipulasi. Tetapi hal ini merupakan ilmu hitam (black magic) yang motivasinya sering berdasarkan kepentingan sang individu yang menyalahgunakan ilmu ini.

Kali ini saya akan membahas tentang bahaya fenomena Harry Potter dilihat dari akidah Islam. Apa yang diajarkan sekolah Hogwarts banyak persamaan dengan naskah ritual pemanggilan Dewi Iblis Lilith, isteri Lucifer dan ibu dari Baphomet. Belum lagi berbagai simbolnya dan karakternya. Para pendidik di Inggris, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di dunia, juga sejumlah pemuka Gerejanya melarang anak didiknya membaca novel maupun menonton filmnya. Jika non-Muslim saja demikian, apalagi bagi seorang Muslim.

     Maret 2000, Carol Rookwood, Kepala Sekolah Gereja St Mary's Island di Catham, Inggris, telah mendengar jika rekan-rekan sejawatnya di Amerika Serikat telah melarang seluruh anak didiknya untuk membaca semua novel Harry Pottersaat itu film pertama Harry Potter belum rilis. Akhirnya Carol Rookwood pun mengikuti jejak mereka. Dia dengan tegas melarang seluruh anak didiknya untuk membaca novel Hary Potter.
“Semua novel yang dikarang perempuan penulis dari Edinburg – JK. Rowling - itu bertentangan dengan apa yang diajarkan Alkitab. Tukang sihir, setan, dan iblis semuanya jahat. Tidak ada sihir yang baik!” tegas Rookwood. Sikap Rookwood tersebut dikecam The National Secular Society. Keith Porteous Wood selaku ketua Masyarakat Sekular Inggris menyatakan, “Selama berabad-abad, imajinasi anak-anak telah tumbuh bersama kisah-kisah dongeng tentang tukang sihir dan peri. Sikap melarang membaca buku yang sangat populer itu akan sangat merugikan.
JK. Rowling menjawab, “Saya tidak terlalu merisaukan kontroversi mengenai buku saya. Saya hanya menulis sesuatu yang sudah ada berabad lalu, pertempuran antara kekuatan kebaikan melawan kekuatan jahat. Pertempuran antara Tuhan dan Setan.”
Di negara kita, kontroversi seperti itu juga terjadi meski tidak segencar di Inggris dan Amerika Serikat.  

JK. ROWLING
     Sebelum mengupas satu-persatu sisi gelap serial Harry Potter, kita sebaiknya mengetahui siapa orang yang berada di belakang semua ini. Saat pertama kali mendengar nama JK. Rowling saya berfikir dia adalah seorang laki-laki, tidakkah pembaca juga mengira demikian? Ternyata hal ini suatu yang wajar karena memang bukan kebetulan, nama tersebut sengaja dibuat demikian agar terdengar seperti nama laki-laki. Setidaknya itu yang diharapkan oleh penerbit novel serial Harry Potter. Nama asli dari JK. Rowling adalah Joanne Rowling, tanpa huruf “K” di tengahnya. Penerbitnya menyarankan agar Rowling menambahkan huruf depan dan disingkat agar terkesan sebagai laki-laki. Mereka beranggapan jika nama perempuan saat itu belum menjamin pemasaran yang baik bagi karya novel seperti Harry Potter. Akhirnya Rowling memilih nama “Kathleen” yang ditempatkannya di tengah. Dalam cover novel ditulis “J.K. Rowling”. Dalam hukum di negaranya, sisipan nama “Kathleen” tetap tidak diakui.

     Rowling lahir pada tanggal 31 Juli 1965 di Chipping Sodbury, Inggris. Orang tuanya, Peter dan Ann, adalah mantan tentara Angkatan Laut Inggris,. Adiknya, Diana, lahir ketika Rowling berusia satu tahun sebelas bulan. Sejak kecil Rowling sudah terobsesi dengan banyak bahan bacaan, bahkan sudah mulai menuliskan cerita pendek sederhana sejak usia 5 tahun dengan karya perdananya berjudul “Rabbit”.
Dari Chipping Sodburry, keluarganya pindah ke daerah Winterbourne saat Rowling berusia empat tahun. Di tempat yang baru ini, Rowling punya tetangga bernama Potter dan mereka bersekolah di Sekolah Dasar St. Michael. Ketika Rowling berusia 9 tahun, keluarganya pindah lagi ke Tutshill, South Wales. Rowling masuk Sekolah Menengah Wyedean Comprehensive. Lulus dari Wydean, Rowling ingin melanjutkan ke Oxford University namun gagal. Dia kemudian masuk ke Universitas Exeter di Inggris mengambil jurusan bahasa Perancis selama empat tahun dan mengajar bahasa Inggris di Paris (Perancis) selama setahun di tahun terakhir perkuliahan. Tahun 1990 Rowling lulus dan kembali ke Inggris.

     Menurut beberapa artikel tentang kisah hidupnya, ide awal dan bab-bab pertama tentang novel Harry Potter timbul begitu saja saat Rowling tengah berada di dalam kereta api dari Manchester menuju London, ketika dia masih gadis di tahun 1990. Karena tidak membawa alat tulis, Rowling menyimpan ide tentang seorang anak lelaki berkacamata bundar tersebut di dalam otaknya. Kalimat-kalimat awal novel perdana Harry Potter ditulisnya di dalam flat di Manchester namun baru diselesaikan beberapa tahun kemudian, saat dia telah berpisah dengan suami pertamanya yang seorang wartawan Portugal dan membawa seorang anak perempuan yang masih sangat kecil bernama Jessica. Bersama Jessica, Rowling menjadi Single-Parent dan menumpang hidup di rumah adiknya, Diana, di Edinburg, Skotlandia. Di kota inilah Rowling menyelesaikan novel Harry Potter pertamanya. Novel itu diberi judul “Harry Poter and The Philosopher’s Stone”, diselesaikan dengan sebuah mesin ketik tua di tahun 1995. Setelah ditolak 12 penerbit, Bloomsbury akhirnya mau menerbitkannya. Namun novel ini baru meledak di Inggris tahun 1997 dan di Amerika diubah judulnya menjadi “Harry Potter and The Sorcerer’s Stone” setahun kemudian.  

    Menelisik novel perdana Harry Potter yang begitu banyak istilah sihir, simbol, binatang, dan ritual okultisme purba seperti Black-Cat, Owl, Jubah Hitam, ‘Minerva’ McGoganall, Bolt of Lightning, Ular, Sapu Terbang, Quidditch, Mirror of Erised, Nicholas Flamel “Sang Grandmaster Illuminati”, Unicorn, Batu Bertuah yang terjalin dengan begitu cermat dalam kisah dan intrik yang dialami Harry Potter di masa awal bersekolah di Hogwarts, sulit untuk membayangkan hal itu bisa dihasilkan dari seorang ibu rumah tangga biasa yang selama ini disematkan pada sosok JK. Rowling. Sudah bukan rahasia umum jika sebuah novel sering berlatar belakang kehidupan penulisnya. Misal, John Grisham yang seorang lawyer dikenal sebagai penulis novel-novel ber-setting peristiwa hukum (The Firm), Mario Puzo yang sarat pengalaman dengan intrik dan konflik selama Perang Dunia II dikenal sebagai penulis kisah-kisah mafia (The Godfather), dan Michael Chrichton yang tenaga medis dan ahli biologi dikenal sebagai penulis novel-novel bersetting yang sama (A Case of Need, Five Patients).
Seorang JK. Rowling yang mampu menulis tujuh novel sangat tebal, yang sarat dengan ritual dan benda sihir, okultisme, simbol-simbol paganis seperti Celtics, Druids, bahkan Kabbalah, yang dijalin sedemikian rupa dengan apik dan mengalir, bahkan tujuh serial novelnya ini disebut oleh banyak kalangan sebagai “The Handbook of Magic” atau “The Handbook of Occult karena secara rinci memaparkan segala pernik tentang ritual sihir, termasuk mantera-manteranya tentulah seseorang yang menguasai apa yang ditulisnya, minimal banyak tahu tentang hal tersebut. Lalu dari mana JK. Rowling menguasai seluk-beluk sihir tersebut? Jawabannya, sementara ini diyakini berasal dari dua latar belakang kehidupannya. Pertama, dari sejarah masa lalu kota Edinburgh di mana JK. Rowling menggarap novel Harry Potter pertamanya, dan kedua, Universitas Exeter tempat dia menimba ilmu -  dikenal sebagai lembaga pendidikan yang sarat dengan pengajaran okultisme. Kedua tempat itu memang dikenal dekat dengan ilmu sihir, di mana Kabbalah (ritual Osirian Mesir Kuno) menjadi sumber utamanya.

EDINBURGH
    Kota Edinburgh berada di Teluk Fort yang berhadapan langsung dengan Laut Utara. Ia berada di Barat Skotlandia, berbatasan dengan kota Berwick on Tweed di Utara Great Britain. Sebelah timur Edinburgh berdiri kota Glasgow yang juga berada di dataran rendah. Sejarah dunia mengenal kota kelahiran Harry Potter, Edinburgh, sebagai tempat pelarian utama para Ksatria Templar ketika Paus Clement V dan Raja Philip le Bel dari Perancis menumpasnya dari daratan Eropa di tahun 1307. Saat itu, Skotlandia merupakan satu-satunya wilayah di Eropa yang bebas dari pengaruh Vatikan karena tengah diekskomunikasikan. Para Templar diterima dengan tangan terbuka oleh Raja Skotlandia, Robert de Bruce, dan mereka akhirnya menguasai serikat tukang batu bernama Mason yang kemudian dari nama ini para Templar mendirikan organisasi rahasia mereka yang baru yaitu Freemasonry. Sampai sekarang, markas para Freemason di seluruh dunia dinamakan Loji, Loge, atau Lodge, yang berasal dari sebutan gilda atau asrama tukang batu Skotlandia yang bernama Loji. 

    Di Edinburgh inilah, para Freemason mempraktekkan ilmu sihir Kabbalah dan menyelenggarakan ritual Luciferianistik-nya. Di atas sebuah bukit, dekat Edinburgh dan hanya berjarak 15 kilometer dari pusat Templar kuno di Balantrodoch, para Templar mendirikan sebuah kapel yang awalnya diakui sebagai kapel keluarga, walau setelah pembangunannya selesai, kapel yang ada sama sekali tidak bisa disebut sebagai kapel keluarga karena terlalu mewah, besar dan bernilai jika hanya dipakai oleh keluarga. Namun masuk akal jika yang dimaksud dengan istilah keluargaadalah “Keluarga Besar Templar” atau “Persaudaraan para Templar”. Pembangunan kapel ini dipimpin langsung oleh William St. Clair.
Para Mason dan Rosicrusian terpilih didatangkan dari sejumlah negara Eropa untuk membangun kapel yang dinamakan Rosslyn Chapel. Selain didedikasikan kepada para Templar dan leluhurnya, juga sebagai bentuk penghormatan pada dewa-dewi, Kapel Rosslyn dipercaya didirikan sebagai bentuk tantangan kepada Gereja Katolik dan Paus. “Kami masih ada dan berdiri tegak setelah 150 tahun engkau menumpas kami!” begitu mungkin pesan para Templar terhadap Gereja.
Tidak seperti gereja pada umumnya, pembangunan dan arsitektur Kapel Rosslyn yang diselesaikan tahun 1450 sungguh kental dengan segala ornamen dan simbol yang merepresentasikan keyakinan para Mason. Selain gereja, di sekeliling daerah itu juga dibuka sebuah perkampungan guna dijadikan tempat penampungan para Mason dan Rosicrusian yang bekerja membangun gereja tersebut.
Arsitektural kapel tersebut sungguh unik dan tiada duanya di seluruh daratan Eropa, bahkan dunia. Mungkin hanya Kuil Herod (Haikal Sulaiman) yang mampu menyamai kerumitan, keindahan dan keseraman arsitektural Rosslyn. Kapel ini dengan sangat tepat menangkap atmosfir Kuil Herod. Nyaris seluruh bagian dari kapel ini dihiasi dengan simbol-simbol Masonik. Di antara simbol itu adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan-lengkungan yang menggambarkan kepala Hiram Abiff dan pembunuhnya, sebuah relief dari suatu upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan kompas-kompas. Kapel ini diwarnai oleh warna paganisme dan okultisme yang kental, di mana di dalamnya bercampur elemen arsitektural gaya Mesir, Yahudi, Gothik, Norman, Celtik, Skandinavia, Templar, dan Masonik. Inilah puncak dan maha karya dari para tukang batu (Mason) saat itu. Salah satu aspek yang paling unik adalah puncak-puncak tiangnya yang didekor dengan motif bunga lili, kaktus, dan jagung, di samping bermacam-macam bentuk tanaman lainnya.
Dikarenakan banyaknya elemen dekoratif pagan di dalam kapel ini, sehingga seorang pendeta, yang menuliskan kisah tentang pembaptisan yang dilakukan oleh Baron Rosslyn, tahun 1589 mengeluh, “Karena kapel dipenuhi oleh patung-patung pagan, tidak ada tempat yang sesuai untuk menyelenggarakan Sakramen”. Ini artinya tiada tempat yang bersih dari simbol-simbol paganisme. Namun pada tanggal 31 Agustus 1592, berkat tekanan yang dilakukan terhadap Baron Oliver St. Claire dari Rosslyn, altar kapel yang bergaya pagan dihancurkan.

Rosslyn sendiri dalam bahasa Gaelik memiliki arti sebagai pengetahuan kuno yang diwariskan dari generasi ke generasi, ini memiliki arti yang sama dengan Kabbalah yakni pengetahuan rahasia kuno yang diturunkan secara turun-temurun lewat lisan.

     Adik kandung JK. Rowling, Diana, tinggal di kota ini. Dan ketika menggarap novel pertamanya Rowling menumpang di rumah Diana. Rowling biasa menulis di kafe-kafe di sekitar rumahnya. Tidak disebutkan apakah dia bepergian atau melakukan riset dengan mengunjungi Rosslyn Chapel, dan atau melakukan wawancara atau bersahabat erat dengan sejumlah tokoh Mason di sana. Namun warna Okultisme yang memang banyak di Edinburgh, memang menjadi “darah” bagi serial Harry Potter.
  
UNIVERSITY OF EXETER

Motto Universitas Exeter adalah “Lucem sequimur” yang berarti “Kami Mengikuti Cahaya”. Mungkin bagi orang awam, istilah “Cahaya” di sini dipersepsikan sebagai ilmu pengetahuan. Namun dalam paganism-codex, “Light” atau “Cahaya” merupakan nama lain daripada “Lucifer”.

     Wikipedia menyebut Exeter, Inggris, dengan kalimat, “Exeter ialah sebuah kota di Inggris. Merupakan ibukota Devon. Penduduknya berjumlah 100.000. Di kota ini ada sebuah katedral, reruntuhan kastil, dan sejumlah dinding peninggalan Kekaisaran Romawi. Exeter dibangun oleh bangsa Romawi, yang menyebutnya Isca Dumnoniorum. Setelah mereka meninggalkannya dan bangsa Anglo-Sakson pindah di abad ke-7, nama ini diubah menjadi Exeter. Kemudian Exeter menjadi pusat perlawanan dalam penaklukan Normandia. Sekarang kota ini menjadi tempat kedudukan Meteorological Office, yang memperkirakan cuaca di negeri ini.
Yang menarik, di bawah keterangan ini ada sub judul “Kota Kembar” yang menyebutkan Rennes, Perancis. Itu berarti Exeter banyak persamaan dengan wilayah di selatan Perancis yang sejak dulu memang sarat dengan kepercayaan Kabbalah. Sekurangnya ada tiga tempat di sini yang menggunakan istilah “Rennes” yakni Rennes Le Chateau (legenda Grail dengan Pastor Berenger Sauniere, dipaparkan secara panjang lebar dalam buku “The Holy Blood, Holy Grail”), Rennes Le Bans, Coustassa (misteri kematian Abbe Antione Gelis yang sampai kini tidak terpecahkan), dan Pyrennes, nama pegunungan di mana banyak kota-kota kecil ada di sekitarnya.
Di wilayah ini juga ada kota kecil bernama Provence, di mana untuk pertama kalinya ajaran Kabbalah yang biasanya diwariskan dengan lisan, dibukukan. Tahta Suci Vatikan mengenal daerah ini sebagai sarang Heresy. Mungkin karena itulah wilayah selatan Perancis sampai saat ini merupakan daerah yang tertinggal dalam pembangunan fisik (ditelantarkan?) dan dibiarkan tumbuh dengan sendirinya.
Orang-orang di sini percaya jasad Maria Magdalena sosok yang sangat dipuja oleh persaudaraan-persaudaraan rahasia okultisme seperti Illuminaty, Templar, Rosikrusian, dan Freemasonry, sebab itu Maria Magdalena dianugerahi julukan ‘Iluminatrix’ yang berarti “Cahaya di atas Cahaya”, serupa dengan arti nama Lucifer dikubur di dalam tanahnya. Sebab itu, ada larangan resmi untuk menggali tanah di sekitar daerah ini bahkan untuk menanam sebatang pohon pun!
Selatan Perancis merupakan daerah kuno yang sudah ditinggali dan sudah memiliki kepercayaan jauh sebelum agama Kristen lahir. Terdapat banyak terowongan di bawahnya yang saling terhubung satu dengan yang lainnya. Banyak rahasia dan mitos di sini, antara lain harta karun Templar dipercaya juga dipendam di dalam tanahnya. Konon, Yoseph Arimatea menyelamatkan Maria Magdalena dari Yerusalem ke Perancis Selatan ini dan Maria meninggal dunia di sini. Setiap tahun, tiap 22 Juli diselenggarakan Festival Magdalena di selatan Perancis.

    Universitas Exeter, Inggris, tempat dimana selama empat tahun JK. Rowling kuliah bahasa Perancis, memang dikenal sebagai lembaga pendidikan yang banyak bersentuhan dengan ritus-ritus pagan-okultisme seperti Druid, Celtics, dan Kabbalah. Hal ini tidak aneh karena kota ini memang dibangun oleh bangsa Romawi yang memang akrab dengan ritual-ritual seperti itu. Bahkan walau mereka kemudian menerima kekristenan, namun banyak simbol-simbol pagan-okultis tetap dipertahankan walau di dalam Vatikan City sekalipun, dan banyak juga yang diambil sebagai bagian dari ritual Gereja.
Selama kuliah di Universitas Exeter, JK. Rowling juga mendalami okultisme dan ritual-ritual sihir secara resmi. Ini dikatakan Mastrisciana.
Dalam video berjudul “Harry Potter: Witchcraft Repackaged video” yang banyak disertakan dalam diskusi para pendidik dan gereja di Amerika dan juga Inggris, salah seorang narasumber bernama Mastrisciana menyatakan jika JK. Rowling selama di Universitas Exeter tidak hanya mempelajari bahasa Perancis, namun juga mendalami okultisme di sana. Apa yang dikatakan Mastrisciana memang sangat beralasan karena Universitas Exeter secara resmi mengajarkan okultisme dan paganisme dengan segala pernak-perniknya kepada para mahasiswanya. 

Universitas Exeter memiliki jurusan tersendiri untuk pendidikan okultisme, yang terdapat dalam spesifikasi program “Western Esotericism” di bawah HuSS (School of Humanities and Social Sciences).

Program bergelar Master of Arts Western Esotericism (MA-Western Esotericism) ini mempunyai modul-modul pembelajaran, antara lain:
  1. Alexandrian Hermetism, Neo-Platonism, dan Astrology (15 satuan kredit)
  2. The Hermetic Art of Alchemy (15 satuan kredit)
  3. Pencerahan Kabbalah dan Pengaruhnya (15 satuan kredit)
  4. Rosicrucianism dan Freemasonry (15 satuan kredit)
  5. Theosophy dan Esotericism Global (30 satuan kredit)
  6. Tradisi Esoteric dalam Literatur dan Masyarakat Inggris 1550-1670 (15 satuan kredit)
  7. The Esoteric Body (15 satuan kredit)
  8. Sufism and Islamic Devotional Life (15 satuan kredit)
  9. Heretics and Mystics: Language, Society and the Divine 1300-1500
  10. Witchcraft in History (30 satuan kredit)
  11. The Disenchantment of the World? Society and the Supernatural in Early Modern Europe (30 satuan kredit)
  12.  Dan sebagainya.
Mengingat program ini merupakan program paruh waktu (part-time programme) yang bisa diikuti selama 23 bulan dengan keseluruhan 180 satuan kredit, maka pertanyaannya, Mungkinkah JK. Rowling telah mengikuti program ini?” Berbagai buku dan literatur yang ada mengenai Harry Potter belum ada yang menerangkan soal yang satu ini. Meski demikian, faktanya adalah jika JK. Rowling sangat memahami dan menguasai pengetahuan tentang sihir dan praktek-praktek ritualnya, yang secara jelas bisa dibaca siapa saja dalam ketujuh serial Harry Potter. JK. Rowling bukanlah seorang ibu biasa.

SERIAL PERDANA HARRY POTTER
     Kepada penerbitnya, JK. Rowling pernah bercerita jika sejak dia menggarap novel pertama Harry Potter, di benaknya sesungguhnya telah tersimpan serial Harry Potter secara lengkap, hingga seri ketujuh di mana Rowling menyatakan salah seorang tokoh penting akan menemui kematian.
Serial pertama berjudul “Harry Potter and The Philosopher Stone’s” yang setahun kemudian di Amerika diganti menjadi “Harry Potter and The Sorcerer Stone’s”.

SINOPSIS SINGKATNYA DAPAT DIBACA DI SINI
      
     Di kisah pertamanya ini, kita akan banyak mendapati benda-benda mistik, simbol-simbol okultis, dan hewan-hewan yang terdapat dalam berbagai legenda sihir yang sebenarnya memang diyakini dalam dunia gelap hingga sekarang. Tidak salah jika banyak orang menganggap serial pertama Harry Potter sebagai sejenis buku pengantar ke dalam dunia sihir. Dalam serial pertamanya, Harry kecil, anak seorang Muggle (kaum yang tidak suka pada sihir), diperkenalkan dengan dunia sihir. Hal itu mengubahnya menjadi seorang anak yang sangat gandrung dengan sihir. Hal yang sama, mungkin tanpa disadari, juga dialami jutaan anak kecil yang membaca dan melihat film pertamanya. Jutaan anak-anak di dunia yang tadinya awam dengan dunia sihir, bisa diubah seratus delapan puluh derajat. Apa yang dialami Harry Potter, juga dialami jutaan anak-anak tersebut.

     J.K. Rowling sangat paham jika nama-nama karakter di dalam novel (juga di dalam film) sangat besar pengaruhnya bagi orang yang membaca atau menontonnya. Sebagai seorang yang telah mendalami sihir dan okultisme di Exeter University, Rowling tidak sembarangan mencomot nama bagi karakter-karakternya. Semua nama karakternya memiliki simbolisme atau keterkaitan dengan nama-nama atau istilah okultisme. Inilah beberapa di antaranya:  
Harry Potter
    Harry adalah sebutan akrab untuk “Harold” yang memiliki arti sebagai “Panglima Perang”. Konon, nama ini diambil oleh Rowling dari nama seorang sahabatnya sewaktu masih anak-anak.
Ron Weasley
    Dia merupakan sahabat dekat Harry Potter bersama Hermione Granger. Ron Weasley bisa diterjemahkan sebagai "Running Weasel" dalam bahasa yang lain. Hal ini terkait dengan mitologi tentang jagoan main catur Dinasti Keenam. Ron juga berarti “Penasihat Sang Raja.”
Hermione Granger
    Hermione Granger adalah gadis cantik yang bersama Ron Weasley merupakan sahabat dekat Harry Potter. Hermione memiliki arti sebagai “Sang pembawa pesan”. Dalam mitologi Yunani, Hermione disamakan dengan Hermes, The Messenger of the Gods. Hermione juga dipakai oleh Shakespeare sebagai nama seorang ratu dalam “The Winter Tale”.
Albus Dumbledore
    Albus Dumbledore merupakan Kepala Sekolah Hogwarts. Albus merupakan istilah latin untuk “Putih”, sedangkan Dumbledore sebuah istilah Inggris kuno yang berarti “lebah besar yang berbulu”. Untuk istilah yang terakhir, Rowling menyatakan jika dia menamakan karakter ini karena orangua berjanggut putih panjang ini suaranya seperti bergumam, mirip dengan dengungan lebah. Hanya saja, istilah “Albus” sebenarnya nama figur Geomancy (sejenis Feng Shui) yang memiliki arti sebagai Yang Bijak, Pemecah Masalah Yang Baik, dan juga merujuk pada Yang Tercerahkan. Arti yang terakhir ini sama artinya dengan istilah Illuminatrix atau Iluminaty.
Minerva McGonagall
     Dia adalah wakil dari Albus Dumbledore. Minerva adalah nama Dewi Kebijaksanaan dan Dewi Kesenian bangsa Romawi, juga Dewi Perdagangan dan Seni Perang. Sedangkan “McGonagall” merupakan nama Skotlandia yang berarti Pemberani.
Argus Filch
    Argus Filch merupakan salah seorang pejabat di Hogwarts. “Argus” adalah nama sebuah monster dalam mitologi Yunani yang memiliki ribuan mata. Sedangkan “Steal” artinya “Pencuri”.
Sirius Black
     Sirius Black merupakan bapak baptis dari Harry Potter. Sirius merupakan nama sebuah rasi bintang berbentuk seekor anjing, sebab itu Sirius juga disebut sebagai “Bintang Anjing”. Ini merupakan bintang paling terang di angkasa. Dalam bahasa Yunani, Sirius ditulis sebagai “Seirios” yang artinya “Membara”. Namun Rowling menggandengkannya dengan kata “Black” yang tidak ada arti lain selain kegelapan. Rowling jelas tengah memainkan lakon “Seni Manipulasi Illuminaty” yang memang sering memainkan logika manusia dengan dua hal yang saling bertolak-belakang. Hampir semua keluarga Sirius Black diberi nama bintang, yaitu Bellatrix, Regulus, Andromeda dan Draco. Ritual Mesir kuno, Kabbalah, memang gemar dengan perhitungan perbintangan.
Rubeus Hagrid
    Dia merupakan satu-satunya sahabat dan pelindung Harry Potter yang bertubuh raksasa. Hagrid sendiri bisa berarti raksasa, namun juga memiliki arti sebagai peminum. Rubeus Hagrid merupakan dewa yang paling ramah. Walau demikian, Hagrid dituduh oleh Hades untuk ikut bertanggungjawab atas terbunuhnya anak Perseus yang telah membunuh Medussa, sebab itu dia dilarang ke Olympus. Oleh Zeus, Dewa Tertinggi, Hagrid dikasihani dan dia memberikan Hagrid suatu tugas untuk menjaga seekor monster yang baiksuatu kontradiksi lagi seperti halnya Sirius Black - yang berada di Olympus.
Draco Malfoy
     Musuh Harry Potter, penghuni asrama Slytherin. Draco dalam bahasa latin berarti Naga. Dalam legenda latin kuno, merujuk pada monster naga. Sedangkan “Malfoy” sesungguhnya dua nama yang disatukan: Mal dan Foy. “Mal” dalam bahasa latin dan Spanyol berarti “Yang jelek” yang biasanay merujuk pada sosok Setan. Sedangkan “Foy” dalam bahasa latin berarti “Kepercayaan”. Sebab itu, Malfoy bisa diartikan sebagai “Kepercayaan kepada Setan”.
Lucius Malfoy
    Ini nama ayah dari Draco Malfoy. Lucius adalah istilah lain untuk Lucifer, yang diyakini sebagai nama Dajjal. Namun bagi kalangan okultis, Lucius atau Lucifer diartikan sebagai Sang Cahaya (Luciferis), sama artinya dengan istilah “Illuminaty” (Cahaya). Nama Lucius juga dipakai oleh salah seorang penguasa Roma, bernama Seneca yang memiliki nama lengkap Lucius Annaeus Seneca, seorang negarawan ternama, filsuf, dan orator. Tiga Paus juga dilahirkan dengan nama Lucius. Walau demikian, sekarang ini sepertinya nama Lucius sudah dianggap menjadi nama banyak orang-orang penting dunia.
Narcissa Malfoy
     Isteri dari Lucius Malfoy dan ibu dari Draco Malfoy. Dalam mitologi Yunani Kuno, nama Narcissa merujuk pada seorang tokoh yang mencintai dirinya sendiri saat dia melihat bayangan dirinya di danau yang jernih. Istilah “Narsis” sekarang ini berasal dari mitologi Narcissa.
Severus Snape
     Dia adalah Kepala Asrama Slytherin. Severus adalah nama lain dari “Severe” yang memiliki arti sebagai kasar, berbahaya, tidak disukai banyak orang karena kehadirannya selalu menimbulkan kegelisahan, memiliki ego yang besar, dan sebagainya. Sedangkan “Snape” merupakan nama seekor ular di Slytherin.
The Grey Lady
     Dia adalah nama hantu yang menghuni sekolah Hogwarts. Sosok yang satu konon benar-benar nyata dan menjadi satu legenda di Benteng Chilingham di Alnwick, Northumberland. Benteng atau Kastil tersebut terkenal angker karena pernah dalam sejarahnya banyak orang disiksa hingga mati di salah satu kamarnya. Salah satu hantu yang paling terkenal, bernama The Grey Lady, yang sering menganggu orang dengan rintihan dan bunyi tapak kaki di gang-gang dan tangga. Entah disengaja atau tidak, film Harry Potter juga mengambil lokasi di kastil angker tersebut.

     Sekarang, kita akan mengulas satu demi satu simbol, benda, istilah, dan segala hal yang terkait dengan sihir. Tentu tidak semuanya karena hal itu teramat banyak terdapat di dalam buku maupun film pertamanya. Berikut beberapa di antaranya:
Burung Hantu (The Owl)
    Burung Hantu sekarang sering diidentikkan sebagai simbol kebijaksanaan dan pengetahuan. Ini sebenarnya pengertian yang salah dan sudah dimanipulasi. Simbol Burung Hantu (The Owl) bersumber dari akar kabbalah dalam ritus Osirian Mesir Kuno yang mewakili sosok Dewi Iblis bernama Lilith. Burung ini sejak lama menjadi simbol bagi okultisme, shamanisme, dan sejumlah ritus Luciferian (penyembahan setan). Dalam mitologi okultisme, Dewi Iblis Lilith diyakini sebagai isteri pertama Adam sebelum Eva. Disebabkan Lilith ingin menguasai semuanya, termasuk menguasai Adam, maka dia dibuang ke bumi dan kemudian menikah dengan Lucifer, The Fallen Angel, yang juga dibuang dari surga ke bumi. Perkawinannya dengan Lucifer menghasilkan Baphomet, makhluk setengah manusia setengah binatang dan juga makhluk androgini (berkelamin ganda). Baphomet juga dikenal dengan sebutan Kambing Iblis atau Goat Mendez. Ini merupakan simbol utama Gereja Setan. Illuminati dan Bohemian Groove merupakan dua kelompok rahasia Luciferian yang mengambil The Owl sebagai salah satu simbol utamanya.
Orang-Orang Berjubah Hitam
    Jubah hitam merupakan pakaian ritual kaum Luciferian atau penyembah setan. Gereja setan, seperti halnya Illuminati, Freemasonry, Rosikrusian, juga mengenakan jubah hitam dalam menyelenggarakan ritualnya.
Kucing
    Kucing merupakan hewan kesayangan Firaun dan seekor binatang yang dekat dengan kultur sihir Osirian Mesir. Kucing hitam dalam mitologi Barat dan Okultisme dikenal sebagai The Devil Cat atau Kucing Setan. Dalam kepercayaan tahayul sebagian masyarakat kita pun dulu dikenal jika orang mati dilompati kucing hitam maka dia akan bisa hidup kembali atau arwahnya menjadi penasaran.
Tanda Kilat (Lightning atau Thunderbolt)
     Voldemort membunuh kedua orangtua Harry Potter namun gagal menghabisi Harry Potter yang masih bayi. Voldemort hanya berhasil membuat luka gores di dahi Harry Potter dimana luka gores itu (Scarface) berbentuk kilatan halilintar atau yang dikenal juga sebagai Thunderbolt. Kilatan halilintar itu mirip dengan simbol kilat menyerupai huruf S. Ini pun merupakan simbol iblis. Dan simbol ini masih membekas dengan cukup nyata di kening Harry Potter hingga dia dewasa.
Ternyata simbol kilat yang sama juga dipakai oleh Anton Szandor La Vey, pendiri Gereja Setan, sebagai salah satu simbol medalion Gereja Setannya, dimana simbol kilat diletakkan di tengah simbol Pentagram terbalik (Baphomet).
Selain itu, simbol kilat serupa juga dipakai sebagai simbol pasukan elit Nazi Hitler, SS-Waffen, yang juga merupakan pasukan rahasia okultis Hitler di bawah komando Heinrich Himler. Kekristenan menganggap simbol kilat ini sebagai perwujudan setan. Dalam Injil Lukas 10: 18, Yesus disebutkan mengatakan, “Aku melihat setan jatuh dari surga bagaikan kilat.” Kemudian, “Dan kalian akan melihat, namanya akan tergores di bagian depan wajahnya.” (Rev 22:4)
Ular (The Snake)
    Serial Harry Potter sangat banyak menggunakan binatang yang satu ini. Paham okultisme meyakini jika ular merupakan simbol kebijaksanaan. Ketika turun ke bumi mengikuti Adam, Lucifer juga diyakini mengambil perwujudan seekor ular. Dalam kepercayaan sihir bangsa-bangsa purba, ular memang dikenal dekat dengan kepercayaan satanic. Hal ini berlaku sampai sekarang.
Mirror of Erised (baca: Desire)
     Terdapat sebuah cermin yang bisa mewujudkan keinginan Harry Potter, disebut  The Mirror of Erised (Bab 12). JK. Rowling menggunakan sebuah anagram dengan menuliskan Desire sebagai Erised. Anagram merupakan salah satu bentuk penyandian kata atau kalimat yang sering digunakan Ksatria Templar dan kelompok-kelompok okultis lainnya untuk menyembunyikan pesan rahasia mereka. Salah satu keinginan Harry Potter adalah melihat sosok kedua orangtuanya yang diwujudkan oleh cermin tersebut.
Cermin merupakan perangkat utama okultisme dalam melihat masa lalu dan masa depan (meramal). Dalam buku “A-Z of Wicca” (Gernina Dunwich, hal.114) disebutkan, “Praktek peramalan yang merupakan praktek sihir untuk mengetahui masa lalu, sekarang atau masa depan selalu menggunakan media cermin atau kaca, bola kristal, lilin, bayangan air, dan sebagainya.”
Ensiklopedia Okultisme juga menyinggung tentang benda yang satu ini, “Orang-orang yang mempelajari okultisme selalu menggunakan cermin untuk bisa melihat dunia roh. (Gerald & Grosset, Dictionary of the Occult, p. 153)
Dalam serial pertama Harry Potter, cermin tersebut memang digunakan Harry untuk bisa bertemu dengan roh kedua orangtuanya. Orang-orang Kristen Barat menuding JK. Rowling mengajarkan sesuatu yang dilarang oleh agama mereka, sebab Alkitab jelas-jelas melarang praktek-praktek menghubungi atau menghadirkan roh orang mati (Deuteronomy 18:11). Alitab juga dengan tegas menyatakan jika orang yang masih hidup tidak akan bisa berhubungan dengan orang yang sudah mati (Lukas 16:19-31).
Alkemi dan Nicholas Flamel
    Alkemi (Alchemist) merupakan ilmi kimia abad pertengahan di Eropa yang konon mampu mengubah logam biasa menjadi emas. “Secara simbolis, ilmu kimia abad pertengahan adalah suatu seni yang kebatinan untuk mengubah bentuk manusia yang rohani ke dalam suatu format yang lebih tinggi dan abadi." (Geddes& Grosset, Dictionary of the Occult, hal. 15-17). Sejarah dunia mengenal salah seorang tokoh Alkemi utama bernama Nicholas Flamel, di mana nama ini dengan jelas telah dipakai JK. Rowling sebagai salah satu karakter serial pertama Harry Potter yang menjaga batu bertuah. Salah satu Ritual Masonic memang dekat dengan penggunaan batu-batu yang setelah melalui prosesi sihir tertentu dianggap memiliki tuah atau keajaiban.

HARRY POTTER DAN MESIR KUNO
    Bukti lainnya adalah keterkaitan asal-muasal sihir Harry Potter dengan Mesir Kuno, tempat di mana Kabbalah sebagai ilmu sihir Mesir Kuno yang melahirkan berbagai kelompok okultis berasal. Dalam serial Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, diceritakan ketika keluarga Ron Weasley berlibur ke Mesir, Hermione mengaku jika dirinya begitu takjub dengan para penyihir Mesir yang dianggapnya sebagai sumber segala sumber ilmu sihir dunia. Apa yang ditulis JK. Rowling ini merupakan petunjuk kuat jika Dunia Sihir Harry Potter memang berasal dari sihir Mesir Kuno. Dan para ahli sejarah tidak ada yang membantah jika ilmu sihir Mesir kuno memiliki satu istilah Kabbalah. Kabbalah sampai sekarang masih eksis. Bahkan banyak selebritis Hollywood merupakan anggota dari Kabbalah Center of Los Angeles. Madonna merupakan ikon Kabbalah Hollywood. Dan sepertinya bukan kebetulan jika JK. Rowling memilih Daniel Radclife sebagai pemeran Harry Potter, di mana Radclife merupakan seorang anak Yahudi Inggris.

HARRY POTTER DAN MADAME BLAVATSKY
     Bukti lain yang jelas dan tak terbantahkan adalah dipakainya nama salah seorang tokoh dunia Freemasonry, pendiri gerakan Theosofie Internasional, yakni Madame Blavatsky. Dalam serial Harry Potternya, JK. Rowling memberi nama seorang pengarang perempuan yang menulis buku pelajaran ramalan yang dipakai murid-murid sekolah sihir Hogwarts, berjudul “Menyingkap Kabut Masa Depan”, dengan nama Cassandra Vablastky. JK. Rowling lagi-lagi menggunakan anagram, bentuk penyandian kegemaran Templar dan Mason, dengan menuliskan Vablatsky untuk nama Blavatsky. Blavatsky adalah Mbah-nya ajaran pluralisme yang sekarang digembar-gemboran kaum Liberal. Siapa sebenarnya orang ini? BACA PROFIL DIRINYA DISINI.

     Selain yang sudah dipaparkan di atas, ada banyak simbol-simbol atau makhluk Okultis lainnya yang dipaparkan dalam serial pertama Harry Potter, yaitu Quidditch, Sapu Terbang, Nimbus, Anjing Berkepala Tiga, Quirell, dan Catur.
Yang belakangan, motif papan Catur (The Checkered) jelas-jelas merupakan simbol Freemasonry. Hampir seluruh loji Freemasonry di seluruh dunia memiliki lantai kotak-kotak hitam putih yang disebut The Checkered Floor, yang digunakan dalam ritual inisiasi calon Mason baru atau kenaikan derajat keanggotaan. Contoh nyata yaitu inisiasi Lindsay Lohan sebagai anggota The Kabbalah Center of Los Angeles dilakukan Madonna di atas panggung pembukaan MTV Award di tahun 2003 di mana lantai panggung didesain berbentuk papan catur.

BACA JUGA TENTANG KABBALAH DI SINI  

Berikut adalah judul serial Harry Potter:
  1. Harry Potter and The Sorcerers Stone
  2. Harry Potter and the Chamber of Secrets
  3. Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
  4. Harry Potter and the Goblet of Fire
  5. Harry Potter and The Order of the Phoenix
  6. Harry Potter and the Half-Blood Prince
  7. Harry Potter and the Deathly Gallows

     Serial pertama Harry Potter, The Philosopher Stone’s (dalam versi yang terbit di Amerika diubah menjadi The Sorcerer Stone’s), mendulang sukses yang luar biasa. Jutaan anak-anak langsung terpikat dengan dunia sihir Harry Potter yang dianggap ajaib. Anak-anak tentu cepat takjub dengan hal-hal yang bisa dengan seketika seperti halnya “magic”. Namun tanpa disadari, jutaan anak-anak lewat novel tersebut menjadi begitu dekat dengan dunia sihir yang sebenarnya dalam pandangan agama apapun dianggap mewakili “Kuasa Kegelapan” atau “Ajaran Iblis”.   

SIHIR DALAM ISLAM
      Melalui novel Harry Potter dan dalam berbagai wawancaranya JK. Rowling jelas mendoktrin jutaan anak di dunia jika sihir itu ada yang baik (White Magic) dan ada yang jahat (Black Magic). Ini merupakan salah satu racun yang dibenamkan JK. Rowling kepada pembaca dan penonton dengan sangat halus dan lihai. Menurut ajaran agama Islam sudah jelas disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits jika sihir dilarang dan mempraktekannya termasuk bentuk kekufuran.

ALLAAH SWT berfirman, “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan, ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allaah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allaah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah ayat 102)

Dari ayat tersebut bisa disimpulkan jika mengajarkan sihir adalah bentuk kekufuran, mempelajari sihir juga termasuk kekufuran dan dari bagian kedua disebutkan bahwa sihir itu adalah ujian/ cobaan/ godaan.

Dalam hadits shahih Bukhary-Muslim, Rasulullaah SAW bersabda, Jauhilah tujuh perkara yang akan membinasakan. Para shahabat bertanya,“Apa itu? Beliau bersabda, Syirik kepada Allaah, sihir, membunuh jiwa tanpa alasan yang haq, makan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh orang-orang yang beriman yang menjaga diri dari lalai.

Dalam riwayat Tirmidzi, Jundub bin Ka’ab AsSa’di meriwayatkan dari Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam bahwa dalam hukum Islam hukuman dari pelaku sihir adalah dipenggal dengan pedang. Hukuman ini hanya boleh dilakukan oleh suatu pemerintahan Muslim dan bukan suatu kewajiban individual.

CONCLUSION
    Kesimpulan dari semua uraian di atas adalah Serial Harry Potter jelas-jelas telah mengajarkan sihir, bahkan para peneliti Barat sendiri menyatakan jika Harry Potter merupakan Handbook of Occult (Buku Pegangan Okultisme). Sebelum para ulama meributkan Harry Potter, para pendeta di banyak gereja di Barat, juga  kalangan pendidiknya, telah menyatakan jika serial fiksi ini memang mengandung suatu muatan yang berbahaya bagi anak-anak.
Bagi mereka yang sudah terlanjur kagum dan menyukai serial Harry Potter, hendaknya mengetahui hal ini agar kita bisa membaca secara kritis, bukan mentah-mentah memasukkan semua hal yang ada di dalam serial tersebut tanpa mencernanya dulu. Apalagi jika kita ikut-ikutan bermain seperti para karakter yang ada dalam serial tersebut.
Di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para penulis dan cineas Muslim yang aware terhadap hiburan yang sehat bagi anak-anak, untuk bisa berkarya dengan baik sehingga anak-anak seluruh dunia bisa memperoleh hiburan yang tidak hanya menyenangkan namun juga bermanfaat.






[Referensi: Eramuslim.com, id.wikipedia.org, School Bans Harry Potter (BBC), Harry Potter: Seduction of the Occult (Martha Kleder for Concerned Women for America-WMA)]