BARNABAS DAN PENGIKUT YESUS PALING AWAL
Barnabas adalah seorang Yahudi
yang lahir di Siprus, nama aslinya adalah Joses
(Yusuf Levi). Dalam pengabdiannya
kepada Yesus, para rasul lain memberi nama Barnabas
yang artinya anak pelipur lara atau anak
nasihat bijak. Dia termasuk pengkhotbah sukses dengan daya tarik pribadinya
yang kuat. Siapa saja yang merasa sangat terganggu akibat konflik ajaran,
merasa terhibur dan damai dalam bimbingannya. Keistimewaannya sebagai seorang yang pernah begitu dekat dengan Yesus
telah membuatnya menjadi anggota terkemuka dari kelompok kecil murid-murid di
Yerusalem yang menjalin kebersamaan setelah Yesus lenyap. Mereka mencermati
Hukum Kenabian, yang dibawa oleh Yesus “Bukan
untuk menghancurkan tapi untuk memenuhi” (Matius 5: 17). Mereka meneruskan kehidupan sebagai orang
Yahudi dan mempraktikkan apa yang diajarkan oleh Yesus kepada mereka.
Bahwa Kristen
yang dapat dianggap sebagai sebuah agama baru, tidak terjadi di kalangan
mereka.
Mereka adalah orang-orang saleh
yang menjalankan tradisi Yahudi dan mereka dibedakan dari para tetangga mereka
hanya karena faktor keimanan mereka kepada ajaran-ajaran Yesus. Pada awalnya
mereka tidak mengorganisir diri mereka sebagai sebuah sekte yang terpisah dan
tidak memiliki sinagog khusus.
Tidak ada satupun
dari ajaran Yesus, sebagaimana yang dimengerti oleh mereka, yang mengharuskan
permusuhan kepada umat Yahudi. Namun mereka menentang kepentingan pribadi dari
para elit Yahudi.
Konflik yang terjadi antara
umat Yahudi dengan para pengikut Yesus bermula dari para elit Yahudi yang
merasa bahwa umat Kristen ini akan merendahkan otoritas mereka. Jurang konflik
yang berlangsung dengan cepat meluas. Selama pengepungan Yerusalem di tahun 70
M., umat Kristen berbondong-bondong meninggalkan kota dan menolak untuk
terlibat dalam pemberontakan Bar Coachaba
pada tahun 132 M. Dua peristiwa ini telah mencuatkan perbedaan antara umat
Kristen dengan umat Yahudi.
Pertanyaan
tentang awal kemunculan Yesus, sifat-sifatnya dan hubungannya dengan Tuhan,
yang di masa kemudian menjadi begitu penting, belum muncul di kalangan
murid-murid yang paling awal ini.
Bahwa Yesus sebagai seorang
manusia yang dianugerahi kelebihan supranatural oleh Tuhan, diterima dengan
penuh keyakinan. Tak satupun ucapan Yesus atau berbagai peristiwa dalam
hidupnya yang membuat mereka merasa harus mengubah pandangan tersebut.
Menurut
Aristides, salah seorang apologis (pembela keyakinan) paling awal, bahwa ritual
ibadah yang dilakukan oleh umat Kristen paling awal adalah lebih tinggi kadar
monoteistiknya bahkan jika dbandingkan dengan monotheisme umat Yahudi sekalipun.
PENUHANAN YESUS OLEH PAULUS (SAULUS)
Dengan
adanya perubahan dari seorang Paulus lahirlah era baru dalam teologi Kristen.
Teologi Paulus didasarkan pada pengalaman pribadinya yang diinterpretasikan
dalam cahaya pemikiran Yunani Kontemporer. Teori penebusan dosa adalah hasil
pemikirannya, sebuah keyakinan yang sama sekali tidak diketahui oleh
murid-murid Yesus. Teori Paulus ini telah mengakibatkan penuhanan Yesus.
Periode Paulus dalam sejarah
gereja Kristen diwarnai oleh perubahan suasana dan perubahan prinsip-prinsip.
Sebagai ganti dari para murid (12 murid) yang begitu dekat dengan Yesus, muncul
figur baru (Paulus), yang belum pernah melihat dan mendengar Yesus secara
langsung, yang memimpin di baris terdepan. Sebagai ganti dari Palestina,
imperium Romawi menjadi latar belakang bagi kegiatan-kegiatan umat Kristen.
Selain itu, alih-alih menjadi salah satu sekte Yudaisme, umat Kristen menjadi independen dan terpisah dari Yudaisme. Akhirnya muncul menjadi agama baru yang kita kenal
sekarang.
Paulus sebenarnya lahir sebagai
seorang Yahudi dan warga Tarsus. Namun dia lama tinggal di Roma dan menjadi
penduduk Romawi. Dia kemudian menganut dengan teguh agama Romawi yang telah
memasyarakat. Kaum intelektual pada saat itu ada di bawah pengaruh filsuf Plato
dan Aristoteles. Paulus merasa bahwa tidak mungkin untuk mengubah masyarakat di
wilayah imperium Romawi tanpa membuat beberapa penyesuaian bersama. Tapi tentu
saja kebijakan Paulus ini tidak mungkin untuk diterima oleh orang-orang yang
pernah melihat dan mendengar langsung Yesus dan ajarannya. Namun meski diwarnai
oleh perbedaan, mereka kemudian memutuskan untuk bekerjasama untuk tema-tema
yang bersifat umum.
Sebagaimana digambarkan dalam
Kisah Para Rasul; Barnabas, yang merepresentasikan diri sebagai murid pribadi
Yesus, dan Paulus yang bekerjasama dengan mereka dalam beberapa kesempatan.
Tapi akhirnya konflik antara kedua pihak semakin meruncing.
Paulus ingin
menghapus perintah-perintah Tuhan kepada Nabi Musa AS. (Moses) tentang
hal-hal yang boleh dimakan. Dia juga hendak menghapus perintah Tuhan kepada
Nabi Ibrahim AS. (Abraham) tentang keharusan berkhitan. Barnabas
beserta murid-murid langsung Yesus merasa sangat keberatan.
Setelah konflik tersebut kedua
belah pihak memutuskan untuk mengambil jalan mereka masing-masing. Dalam
Kisah-Kisah Para Rasul, Barnabas menghilang setelah terjadi pertikaian, karena
proses penulisan Kisah-Kisah para Rasul dilakukan oleh para pengikut Paulus.
Disebabkan oleh kompromi Paulus
dengan keyakinan dan legenda Romawi maka para penganut Kristen yang
berorientasi pada ajaran Paulus berkembang sangat pesat dan semakin bertambah
kuat. Dalam tahap berikutnya, tercapailah prestasi dimana para raja ditundukkan
dan dijadikan alat demi memenuhi kepentingan gereja.
Para pengikut Barnabas tidak
pernah mengembangkan sebuah organisasi yang terpusat. Namun demikian mereka
tetap setia pada pemimpin mereka dan jumlah mereka bertambah dengan sangat
cepat. Mereka telah menimbulkan kemurkaan gereja yang kemudian mengupayakan
tindakan sistematis untuk menghancurkan mereka dan untuk memusnahkan semua
jejak eksistensi mereka, termasuk buku-buku dan gereja-gereja mereka.
Situasi yang tak terorganisir
dari para pengikut Barnabas ini justru menjadi kekuatan mereka, karena menjadi
tidak mudah menangkap mereka.
Penelitian modern telah memberi
kejelasan tentang fakta unik para pengikut Barnabas: mereka bagaikan pucuk-pucuk
ombak dan dengan melihat mereka seseorang tak dapat memvisualisasikan
keseluruhan laut yang membentang.
MONOTHEISME DALAM KRISTEN
Hingga abad ke-4 M., terdapat
sebuah sekte yang dikenal dengan sebutan Hypsistarian
yang menolak menyembah Tuhan sebagai Bapa. Mereka memujaNYA sebagai penguasa
dunia Yang Maha Agung, dan Maha Tinggi dan tak satupun yang dapat menyamaiNYA.
Paul dari Samasata adalah
seorang uskup di Antiokia. Dia telah berpandangan bahwa kristus itu bukan tuhan
tapi seorang manusia dan seorang nabi. Dia hanya membedakan kristus dengan para
nabi sebelumnya dan pada intinya tuhan tidak dapat menjadi seorang manusia.
Kemudian ada uskup Antiokia
yang lain yaitu Lucian. Reputasinya sebagai seorang uskup sebanding dengan
kemasyurannya sebagai seorang cendikiawan. Dia menentang keras doktrin
Trinitas. Dia menghapus semua sebutan Trinitas yang ditambahkan dan disisipkan
dari Bibel yang ia yakini yang tidak terdapat dalam Gospel yang paling awal.
Dia menjadi seorang martir pada tahun 312 M.
Selanjutnya ada murid Lucian
yang termasyur yaitu Arius (250-336 M). Arius lahir di Libya. Uskup Peter dari
Alexandria mentahbiskannya sebagai Diaken
- pembantu gereja yang mengerjakan kewajiban-kewajiban di gereja - namun
kemudian mengucilkannya.
Achilles, penerus uskup Peter,
sekali lagi mentahbiskan Arius sebagai pendeta. Alexander yang merupakan uskup
Alexandria berikutnya, sekali lagi mengucilkannya.
Namun Arius berhasil
mengumpulkan banyak pengikut yang memusingkan gereja. Jika Arius tidak
dilibatkan di dalam dewan gereja, beliau dapat menjadi sangat berbahaya bagi
gereja, namun pendapat-pendapatnya yang mengukuhkan kesatuan dan kesederhanaan
tuhan yang abadi tidak dapat diterima gereja. Dia percaya bahwa bagaimanapun
kristus melampaui makhluk ciptaan dimana dia sendiri bukan merupakan substansi
yang sama sebagai tuhan. Dia adalah seorang manusia sebagaimana manusia
lainnya. Ajaran Arius ini berkembang pesat mengguncang sendi-sendi gereja
Paulus (sekarang dikenal dengan gereja Roma atau Vatikan). Sebelumnya tak ada
seorangpun yang berani menentang gereja resmi Roma, namun Arius melakukannya.
Tinggal menunggu waktu bahwa
akan semakin banyak penganut kristen yang percaya bahwa Yesus bukan tuhan namun
utusan. Dan doktrin Trinitas akan runtuh dengan sendirinya.
TRINITAS VS ARIANISME (MONOTHEISME)
Pada masa pembangkangan Arius
terhadap gereja, telah terjadi dua peritiwa besar yang akan mengubah sejarah
Eropa. Pertama, Kaisar Konstantin
berhasil menaklukan mayoritas wilayah Eropa. Kedua, Kaisar Konstantin mendukung pengikut Kristen tanpa menerima
Kristianitas (ajaran Kristen).
Bagi putera mahkota perbedaan
kredo dalam iman Kristiani sangat membingungkan. Di kalangan istana kontroversi
pun berlangsung, ketika Ibu Suri cenderung pada ajaran Paulus, sedangkan
saudara perempuan Kostantin, Putri Konstantina adalah seorang murid Arius
(penganut ajaran Arianisme). Konstantin terombang-ambing dalam keraguan antara
dua keimanan yang berbeda tersebut. Sebagai seorang administrator sebenarnya
dia hanya berkepentingan untuk menyatukan semua pengikut Kristen dalam satu
gereja.
Pada masa ini pula konflik yang
terjadi antara Arius dan Uskup Alexander semakin memanas dan meluas sehingga
Kaisar Konstantin takut jika upayanya mempertahankan perdamaian dalam Eropa
baru yang bersatu menjadi terhambat.
Tahun 325 M berlangsung
pertemuan seluruh ordo-ordo gereja di Nicea. Selanjutnya pertemuan ini dikenal
dengan sebutan Konsili Nicea,
berdasarkan nama tempat di mana pertemuan ini dilangsungkan. Nicea sekarang
menjadi sebuah desa bernama Isnik. Uskup Alexander tidak dapat menghadiri
pertemuan ini dan menugaskan Letnan Athanasius, yang selanjutnya menggantikan
Alexander sebagai Uskup Alexandria.
Konferensi ini mempunyai banyak
sesi berkepanjangan. Dalam fikiran Kaisar Konstantin untuk memelihara dan
mempertahankan perdamaian di wilayah kekuasaannya adalah dengan cara mendukung
dan bekerjasama dengan gereja (gereja Paulus) secara mutlak. Hal ini
semata-mata dilakukan demi kepentingan politik dan kekuasaan. Secara fleksibel,
kaisar mengurangi ketegangan dengan berdiri di belakang Athanasius dan
menyingkirkan Arius. Dengan demikian
ajaran Trinitas menjadi agama negara.
Selanjutnya, sudah dapat diduga, terjadilah pembantaian sadis
terhadap umat Kristen yang tidak mempercayai doktrin Trinitas. Hanya dengan
memiliki Bibel yang tidak disahkan oleh gereja Paulus/ Roma sudah merupakan
pelanggaran berat. Sekitar 270 Bibel dalam berbagai versi yang dimusnahkan.
Putri Konstantina (adik Kaisar
sekaligus murid Arius) tidak senang dengan berbagai peristiwa yang berlangsung.
Kaisar pada akhirnya terbujuk untuk menerima keyakinan dari seorang yang akan
dibunuhnya. Alhasil Arius dibebaskan pada tahun 346 M.
Pada hari Arius dijadwalkan
untuk megunjungi katedral Konstantinopel untuk merayakan kemenangan, beliau
meninggal secara mendadak. Pihak gereja menyebut peristiwa ini sebagai
mukjizat. Sedang Kaisar Konstantin meyakini bahwa ini merupakan pembunuhan.
Beliau kemudian membuang Athanasius dan dua uskup lainnya.
Kaisar
kemudian menerima Kristianitas secara resmi dan dibaptis oleh uskup yang
beraliran Arius. Sehingga kemudian Monotheisme menjadi agama negara.
Peristiwa penting ini mungkin
yang belum banyak diekspos secara luas dan belum diketahui pembaca? Karena saya
sendiri hanya mengetahui tentang Konsili Nicea dan bagaimana Kaisar Konstantin
menjadikan Kristen Trinitas sebagai agama negara. Di mana sebelumnya dia
menyembah Dewa Matahari. Ternyata setelah peristiwa pembebasan Arius dan
kematiannya itu justru terjadi perubahan yang sangat signifikan.
Konstantin meninggal pada tahun
337 M. Kaisar berikutnya, Konstantanius, juga menerima ajaran Arius. Pada tahun
341 M sebuah konferensi digelar di Antiokia dan ajaran Monotheisme diterima
sebagai penafsiran yang sahih atas
iman Kristiani, bukan lagi Trinitas yang ditetapkan di Konsili Nicea. Pandangan
tersebut ditegaskan oleh dewan gereja lain di Sirmium pada tahun 351 M. Setelah
itu Arianisme diterima oleh mayoritas pengikut Kristen. St. Jerome menulis di
tahun 359 M seluruh dunia berbondong-bondong untuk menjadi pengikut Arian. Tidak
ada lagi ketakutan akan iman yang mereka sembunyikan. Itulah mengapa agama dan
keyakinan sangat berhubungan dengan politik, kekuasaan dan kondisi keamanan.
ARIANISME=MONOTHEISME=TAUHID=ISLAM
Tokoh penting selanjutnya
adalah Pope (Paus) Honorius. Beliau hidup
sejaman dengan Rasulullaah Muhammad SAW. dan menyaksikan gelombang pasang Islam yang prinsip ajarannya
sangat mirip dengan ajaran Arius (Monotheisme
atau Tauhid). Ketika peristiwa saling
bunuh antara sesama pengikut Kristen masih melekat kuat dalam memorinya, beliau
memikirkan kemungkinan menjembatani antara Islam dengan Kristianitas.
Dalam suratnya, beliau mulai
dengan mendukung satu akal, karena jika Tuhan mempunyai tiga akal yang
independen maka akan timbul chaos.
Kesimpulan logis mengarah pada keyakinan adanya satu Tuhan (Monotheisme yang juga dianut Arius,
selanjutnya disebut juga Arianisme,
dan dalam ajaran Islam dikenal dengan Tauhid).
Doktrin ini tidak dilarang oleh negara selama setengah abad. Paus Honorius
wafat Oktober 638 M.
42 tahun setelah kematian Paus
Honorius yaitu tahun 680 M digelar konsili yang dilangsungkan di
Konstantinopel, tempat di mana Paus Honorius dicaci dan dikutuk. Peristiwa ini
sangat unik dalam sejarah kepausan, karena seorang paus dihujat oleh paus
penerusnya dan oleh gereja.
Dua tokoh berikutnya dari
tradisi iman ini yang layak disebut adalah dari keluarga Sozzini.
Figur yang pertama adalah
L.F.M. Sozzini (1525-1565 M) merupakan penduduk asli Siena, Italia. Pada tahun
1547 beliau berada dalam pengaruh mistik Sisilia. Beliau memperoleh
kemasyurannya di Swiss. Beliau menentang Calvin berkaitan dengan doktrin
Trinitas. Beliau menggemakan doktrin Arius yang mengingkari ketuhanan kristus
dan menolak doktrin dosa asal dan penebusan dosa. Objek penyembahan menurutnya
adalah satu tuhan dan hanya satu tuhan.
Figur yang kedua adalah F.P.
Sozzini (1539-1604 M) yang merupakan keponakan dari L.F.M. Sozzini. Pada tahun
1562 M beliau mempublikasikan sebuah karya tentang Gospel St. John yang
mengingkari ketuhanan Yesus (Isa AS.) Pada tahun 1578 M beliau bertolak menuju
Klausenburg di Transylvania dimana penguasa wilayah itu, John Sigisimud adalah
penentang doktrin Trinitas.
Di sini, uskup Francis David
(1510-1579 M) adalah penganut Anti-Trinitas yang sengit. Dari sinilah kemudian
melahirkan sebuah sekte baru yang dikenal dengan Racovian Catechism. Diambil dari nama Racow di Polandia. Kota ini
dengan sangat teguh menganut ajaran Arius (Arianisme).
Di antara para penganut kristen
sekarang masih terdapat yang meyakini satu tuhan (Monotheisme atau Tauhid),
namun mereka tidak selalu vokal. Karena keyakinan mereka itu bertentangan
dengan doktrin Trinitas yang menjadi doktrin resmi gereja pusat ortodok kristen
yaitu gereja Katolik Vatikan Roma, dan gereja lain di dunia. Mengingat kekuatan
gereja yang sangat menghancurkan dan bagaimana bertindak di masa lalu terhadap
Anti-Trinitas, kalangan penentang Trinitas ini tidak dapat mengekspresikan diri
mereka secara leluasa dan tidak ada komunikasi yang terjalin antara sesama
mereka.
Sejarah telah memberi pelajaran
bahwa sangat sulit untuk menghancurkan keimanan secara paksa. So, bukan tidak mungkin bukan sejarah
terulang kembali, dimana Trinitas runtuh dan digantikan dengan Monotheisme?
Bahkan
Anthanasius sendiri menyatakan bahwa kapan saja beliau memaksakan pemahamannya
untuk merencanakan ketuhanan Yesus, kerja keras dan upayanya sia-sia luntur
dengan sendirinya. Semakin sering beliau menulis semakin beliau tidak mampu
untuk mengekspresikan fikiran-fikirannya.
Di tempat
terpisah beliau memaklumkan kredonya,
“BAHWA TIDAK ADA
TIGA TUHAN TAPI SATU TUHAN”.
RELATED POST:
BARNABAS, PAULUS & SEJARAH KRISTEN (PART 1)
YESUS, KONSTANTINE & KATOLIK ROMA
THE MESSIANIC LEGACY
BARNABAS, PAULUS & SEJARAH KRISTEN (PART 1)
YESUS, KONSTANTINE & KATOLIK ROMA
THE MESSIANIC LEGACY
[Terjemah Injil Barnabas (The Gospel of Barnabas)]
No comments:
Post a Comment